
Tetap Kuat dan Aktif di Bulan Ramadhan
Alhamdulilah kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan di tahun ini. Seluruh umat muslim tentunya menyam,but dengan gembira. Sekiranya manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang terdapat di bulan Ramadhan, tentulah mereka mengharapkan agar seluruh bulan adalah bulan Ramadhan” [HR. Ibnu Huzaimah]
Sungguh telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung) (HR Ahmad dan an-Nasa`i).
Saat kita berpuasa bisakah kita menjalani aktifitas dengan normal seperti hari-hari biasa?
Apakah puasa yang kita jalani mengganggu aktifitas kita? Siswa dengan kegiatan sekolah dan karyawan dengan semua tanggung jawabnya pada instansi. Bagaimana supaya saat menjalankan puasa kondisi kita tetap fit dalam beraktifitas.
Dalam sebuah hadis oleh Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan loyo/malas. Apabila sesuatu menimpamu, janganlah berkata, ‘Seandainya dahulu aku berbuat demikian, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi, katakanlah, ‘Itulah ketetapan Allah. Dan apa yang Dia inginkan, maka Dia kerjakan.’ Dikarenakan ucapan ’seandainya’ itu akan membuka celah perbuatan setan.” (HR. Muslim no. 2664. Lihat Syarh Nawawi, jilid 8, hal. 260.)
Dari kutipan hadis tersebut Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah. Maka puasa bukan alasan untuk menjadikan kita lemah. Dengan pola makan dan minum yang benar saat sahur dan berbuka, istrirahat yang cukup serta tetap berolahraga, maka kita bisa melakukan rutinitas sehari-hari seperti biasa dalam kondisi berpuasa, tanpa ada rasa lemas ataupun sakit.
Pada zaman Nabi Muhammad, ada seorang sahabat yang rajin berpuasa sunah meskipun dalam medan perang sekalipun. Siapakah beliau? Beliau adalah Abu Thalhah. Abu Thalhah adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang rajin berpuasa, termasuk saat perang.
Qur’an surat Ali Imran ayat 139 berbunyi,
“وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ”. Artinya, “Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin”. . Maka kita sebagai muslim, mau menjadi muslim yang lemah atau muslim yang tangguh? Maka sekali lagi, puasa bukan halangan untuk beraktifitas seperti biasa dan bukan alasan untuk kita bersikap lemah. Jadilah muslim yang tangguh, dengan menjalankan aktifitas seperti biasa dalam bulan Ramadhan ini.
Oleh Siti Afifah, S. Pd.
Sumber hadis: