Pengalamanku Menjadi Guru
Saat ini saya menjadi guru di SMPIT Harapan Bunda Semarang. Sekolah yang berada di bawah naungan JSIT ini memiliki ciri khas menerapkan keterpaduan nilai-nilai Islam pada setiap mata pelajaran. Sekolah ini menjadi sekolah pertama tempat saya mengajar sejak lulus kuliah tahun 2011 hingga sekarang. Kurang lebih 13 tahun, saya mengabdikan diri di sekolah ini.
Bagi saya, menjadi seorang guru bukan hanya sekedar profesi, melainkan juga panggilan hati. Tugas seorang guru tidak hanya sekedar mengajar, lebih dari itu, kita mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan bagi umat Rasulullah dalam dunia pendidikan.
Banyak lulusan sarjana pendidikan yang pada akhirnya memilih untuk mengambil profesi selain guru. Alhamdulillah, Allah mentakdirkan saya menjadi seorang guru yang sejalan dengan pendidikan yang telah saya tempuh.
Saya bersyukur ditempatkan Allah pada lingkungan yang selalu mendukung kebaikan. Lingkungan pendidikan yang selalu menempa saya untuk terus memperbaiki diri, terus belajar mengenai hal-hal baru. Lingkungan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengajarkan kepada saya tentang arti sebuah perjuangan. Menjadi bagian terkecil dalam meneruskan perjuangan Rasulullah mengemban risalah Islam.
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Predikat “digugu dan ditiru” menjadi suatu amanah besar yang harus dipertanggung jawabkan. Tidak hanya sekedar mampu menyampaikan ilmu, akan tetapi mampu memberikan keteladanan bagi anak didiknya.
Memperbaiki diri sendiri dalam tindak-tanduk sikap dan kematangan kepribadian menjadi proses awal yang harus saya siapkan menjadi seorang guru. Disamping itu, saya harus selalu mengembangkan diri meningkatkan kompetensi sesuai disiplin ilmu yang saya tekuni.
Suatu profesi yang memberi kesempatan saya untuk banyak mengenal orang lain. Setiap tahun selalu berganti pribadi yang saya temui, mulai dari siswa, rekan sesama guru maupun orang tua siswa. Banyak hal baru yang selalu didapatkan, pengalaman demi pengalaman yang tidak lain adalah proses yang Allah berikan untuk menempa diri saya menjadi pribadi yang lebih baik.
Menghadapi siswa SMP menjadi suatu tantangan tersendiri untuk saya. Karakteristik siswa SMP yang merupakan peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa. Kita harus pandai-pandai dalam memposisikan diri bagi anak didik kita. Ada kalanya menjadi seorang guru, teman atau bahkan orang tua bagi mereka. Menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk menyampaikan keluh kesahnya, memberikan solusi yang bijak bagi permasalahan yang dihadapi.
Menjadi seorang guru harus siap untuk menjadi sosok yang diidolakan atau bisa jadi sebaliknya, ada hati yang belum tertautkan antara murid dan guru. Dengan segala kekurangan yang kita miliki, kita mencoba untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang layak untuk diidolakan. Mengalihkan sosok idola yang tidak semestinya untuk anak didik kita. Semoga keberkahan ilmu senantiasa menjadi keberkahan bagi kehidupan mereka.
Mengajar selalu memiliki tantangan. Mulai dari pengkondisian kelas, penguasaan materi, pemilihan metode pembelajaran dan sebagainya. Butuh menyiapkan diri secara psikis maupun mental. Meletakkan sebagaian permasalahan yang sedang dihadapi untuk fokus pada objek yang dihadapi, yakni anak-anak didik yang menaruh harapan besar untuk mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan.
Disamping tugas pokok seorang guru adalah mengajar, masih banyak tugas lain yang harus dikerjakan, seperti membuat rencana pembelajaran, mengikuti pelatihan, dan sebagainya. Rutinitas padat seorang guru semoga menjadi keberkahan waktu dan usia.
Menjadi guru memang tidaklah mudah. Namun, jika dijalani dengan penuh keikhlasan maka semua kelelahan akan tergantikan dengan kebahagiaan dan kebanggaan. Memiliki harapan besar kelak anak-anak didik kita akan menjadi penerus bangsa dan agama.
Belajar ikhlas dan sabar merupakan pengalaman berharga menjadi guru. Menjadi guru memang bukan profesi yang mengutamakan besaran gaji. Melainkan sebuah ketulusan dari hati serta niat mulia yang bersumber dari diri.