
Kiat Menciptakan Kondisi Belajar Menyenangkan Pada Jam Terakhir
Mengajar pada jam terakhir merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Banyak kendala yang dialami guru dalam mengelola pembelajaran karena jam-jam tersebut merupakan waktu krisis yang memungkinkan tingkat konsentrasi dan kondisi fisik siswa menurun. Banyak siswa mengantuk dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Begitu juga dengan yang dialami guru. Guru yang mengajar dengan jumlah jam banyak akan mengalami kelelahan. Namun, guru harus tetap dituntut profesional. Dalam keadaan apa pun, guru harus mampu menemukan solusi agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna, kondusif dan menyenangkan. Kondisi siswa yang kurang konsentrasi dan mengantuk, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapakan.
Salah satu faktor siswa kurang semangat dalam belajar, khsusnya pada jam terakhir yaitu penggunaan model pembelajaran yang mungkin kurang tepat. Model pembelajaran yang digunakan bisa jadi kurang sesuai dengan kondisi siswa, sehingga siswa menjadi bosan. Mereka memilih diam, mengantuk berbicara dengan teman, bergurau, bahkan tidur di kelas ketika guru mengajar, sehingga keaktifan siswa di kelas menjadi rendah dan kurang respon terhadap materi yang disampaikan. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Dari kondisi tersebut di atas, guru dapat melakukan banyak cara untuk menyiasati agar pembelajaran berjalan sesuai harapan, antara lain mencari metode pembelajaran yang menarik dan menumbuhkan keceriaan serta keaktifan siswa. Model pembelajaran dengan sistem ceramah biasanya kurang tepat dipakai pada jam terakhir. Sebaiknya, siswa dilibatkan aktif bekerja secara indivudu maupun kelompok.
Salah satu metode pembelajaran yang penulis pakai berdasarkan pengalaman penulis yaitu membuat pola gambar di papan tulis sesuai tema yang diminati siswa. Dengan pola gambar tersebut, siswa yang mengantuk akan tergugah dan muncul rasa keingintahuannya. Kemudian, setelah pola gambar jadi, siswa ditunjuk secara acak untuk diberi quiz sesuai pembahasan pokok materi oleh guru, dan menuliskan jawaban pada bagian-bagian kosong dari pola gambar yang telah dibuat. Bagi siswa yang jawabannya tepat mendapat poin tambahan nilai dan bagi yang jawabanya belum tepat mendapatkan poin keaktifan. Apabila jawaban dirasa kurang tepat, maka quiz disampaikan ke kelas untuk menjadi pertanyaan rebutan. Siswa boleh memilih sesuai keinginan mereka gambar mana yang mau diisi jawaban. Jangan lupa selipkan ice breaking di sela- sela quiz, pilih ice breaking yang ceria dan melibatkan gerakan fisik. Ice breaking ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan memiliki manfaat salah satunya mengembalikan konsentrasi siswa. Pola gambar juga bisa disertakan dengan humor ringan untuk membangun suasana kelas, menyelipkan sedikit candaan atau cerita lucu yang relevan, akan membuat suasana kelas jadi lebih santai dan anak-anak jadi lebih terbuka dan tidak segan untuk bertanya.
Model pembelajaran tersebut menstimulasi siswa untuk mencari jawaban, sehingga tanpa instruksi guru siswa secara otomatis membaca materi pelajaran pada pertemuan tersebut. Konsentrasi siswa untuk mencari jawaban dari quiz dan semangat untuk berkompetisi menjadi tumbuh. Selain itu, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga mood belajar siswa meningkat khususnya pada jam terakhir dan pembelajaran pun menjadi lebih mengasyikkan. Pembelajaran model ini juga tidak memerlukan banyak peraga, karena menggunakan papan tulis sebagai media utama.
Terakhir, membuat kesimpulan bersama dengan mengajak siswa membuat target kecil yaitu memahami satu konsep materi yang telah dilakukan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan tersebut, jam terakhir yang biasanya membosankan bisa berubah jadi lebih seru dan tetap produktif karena siswa merasa lebih terlibat aktif. Penting juga dipahami, semangat guru itu menular ke siswa, kalau guru penuh energi dan semangat, siswa juga ikut antusias meski jam terakhir. Semestinya, guru harus terus mencoba melakukan evaluasi pembelajaran di kelas dan berinovasi mencari cara yang paling tepat untuk model pembelajaran pada setiap kelasnya, karena setiap kelas mempunyai dinamika yang berbeda-beda. Guru yang hebat adalah guru yang mampu menghadapi setiap masalah dengan bijaksana dan mampu mencari solusi dari masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Siswa merupakan subjek, bukan objek pembelajaran, maka mereka harus mau belajar dengan keinginan sendiri dalam suasana belajar yang mendukung, menyenangkan dan kondusif. Selamat berkarya semoga bermanfaat.
Oleh : Mamik Dwi Wahyuni, S.Pd.