Asah Keterampilan Komunikasi Siswa Melalui Praktik Wawancara pada Pembelajaran…
Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup berbagai elemen yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain, khususnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah beberapa elemen utama yang harus diajarkan kepada peserta didik yaitu menyimak, mendengarkan, menulis dan berbicara. Keempat elemen tersebut umumnya ditemukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan pengalaman dalam proses kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan di dalam kelas, dengan materi prosedur wawancara. Adapaun tujuan umum dari pembelajaran ini yaitu elemen berbicara, antara lain peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif.
Dari tujuan umum yang tersebut, maka guru harus mampu mengemas materi pembelajaran dengan menarik agar dapat meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru menjadikan tujuan pembelajaran umum tersebut menjadi spesifik sesuai dengan materi yang diberikan yaitu peserta didik mampu mempraktikkan wawancara dengan baik dan benar. Guru menyusun strategi pembelajaran yang menarik untuk peserta didik.
Dalam langkah pembelajaran, guru meminta siswa bereksplorasi melaksanakan praktik wawancara di lingkungan sekolah dengan narasumber guru atau teman sejawat. Hal ini juga bertujuan untuk mengasah keterampilan berkomunikasi peserta didik. Sebelum melakukan eksplorasi dalam melakukan kegiatan wawancara, peserta didik diminta berdiskusi kelompok terkait pemahaman konsep materi wawancara. Peserta didik juga berdikusi sesuai dengan kelompoknya untuk menentukan persiapan sampai pelaksanaan wawancara, dari mulai menentukan topik yang akan dipilih, tujuan serta narasumber yang ingin dituju dan pembagian tugas di masing-masing kelompok. Melalui kegiatan tersebut, peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Praktik wawancara merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa. Melalui wawancara, hal-hal yang didapatkan oleh peserta didik anatara lain, Pertama, Meningkatkan keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan aspek yang penting dalam berkomunikasi. Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan berbicara merupakan salah satu elemen yang harus dicapai. Kegiatan wawancara ini melatih peserta didik untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan pertanyaan secara runtut. Selain itu, dalam kegiatan wawancara peserta didik juga dilatih menggali informasi yang lengkap dari narasumber dengan merumuskan pertanyaan yang jelas dan relevan, yang tentunya dengan bahasa yang sopan dan santun. Melalui hal tersebut, peserta didik akan semakin mahir dalam berbicara sehingga meningkatkan keterampilan komunikasi. Kedua, Mengembangkan kemampuan mendengarkan. Keterampilan mendengarkan seringkali dianggap remeh, padahal ini merupakan fondasi penting dalam komunikasi, seringkali kita melupakan betapa pentingnya mendengarkan secara aktif. Dalam praktik wawancara, peserta didik belajar mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian, memahami apa yang disampaikan oleh narasumber serta berusaha menangkap informasi yang lengkap dari narasumber. Oleh karena itu, praktik wawancara ini mampu memberikan manfaat bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mendengarkan yang merupakan hal penting dalam berkomunikasi. Ketiga, Menguasai kosakata. Kosakata merupakan kunci untuk berkomunikasi secara efektif. Semakin luas kosakata yang kita miliki, semakin beragam dan tepat pula ekspresi yang dapat kita gunakan. Melalui praktik wawancara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik akan memperkaya kosakata mereka dengan menggunakan kata-kata yang relevan dengan topik wawancara. Dengan memperkaya kosakata, maka peserta didik mampu menyampaikan pesan dengan lebih efektif, membangun hubungan yang baik dan mencapai tujuan dari sebuah komunikasi. Keempat, Meningkatkan percaya diri. Melalui kegiatan wawancara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik berinteraksi dengan orang lain untuk menyampaikan ide, gagasan dan pertanyaan. Selain itu, peserta didik belajar menanggapi atau memberikna umpan balik yang disampaikan oleh narasumber dan berusaha tetap tenang dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Hal tersebut memberikan pembelajaran kepada peserta didik untuk lebih percaya diri. Dengan kepercayaan diri yang dimiliki, tentunnya akan meningkatkan kemahiran mereka dalam berkomunikasi. Pada dasarnya, bahwa kepercayaan diri dan komunikasi adalah dua hal yang saling berkaitan. Dengan meningkatkan kepercayaan diri, kita akan menjadi komunikator yang lebih efektif. Selain itu, dengan sering berlatih berkomunikasi, kepercayaan diri akan semakin tumbuh.
Guru harus mampu berinovasi dan lebih kreatif dalam memberikan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran juga harus mampu memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan praktik wawancara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Melalui wawancara, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan. Selaian itu, juga mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan nyata. Keterampilan wawancara sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pendidikan, pekerjaan, maupun sosial.