Refleksi Makna Kemerdekaan dari Kisah Alqu’an
Momentum HUT RI ke 79 kali ini bertema “Nusantara Baru Indonesia Maju”, pastinya banyak impian dan harapan sebagai anak bangsa. Salah satunya yaitu bagaimana kondisi bangsa ini lebih aman, damai dan berpihak pada masyarakat sipil. Selain itu, sesuai dengan tema yang telah disebutkan mencerminkan semangat untuk pembaharuan dan kemajuan yang berkelanjutan, Pertama, Aman yaitu kondisi dimana bebas dari bahaya atau tekanan. Kedua, Damai yaitu kondisi dimana keadaan tenang (tidak ada konflik baik internal maupun ekskternal) dan berpihak pada masyarakat sipil, masyarakat yang memiliki ciri tertentu yang berbeda kondisi dengan masyarakat lainnya seperti strata sosial maupun tingkat ekonomi yang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah alias perlu dibantu dan diperhatikan kehidupannya.
Maka dari itu, marilah kita belajar merefleksikan makna kemerdekaan itu sendiri dari ayat-ayat alqur’an yang menjadi inspirasi kita, sebagaimana tertulis pada surat Al-Baqorah ayat 49, QS. Al-A’raf ayat 127, QS. Ibrahim ayat 6 menjelaskan tentang kisah Nabi Musa as. yang diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan bangsanya dari kekejaman Fir’aun, sehingga dapat meraih kemerdekannya, Fir’aun merupakan raja yang terkenal akan kezalimannya atas Bani Israil, kejam dan sangat ditakuti pada masa itu. Kekejaman Fir’aun yang tak segan-segan memperbudak dan membunuh para lelaki, menindas para perempuan,namun dapat diberantas oleh Nabi Musa AS.
Kisah ini tercermin sama halnya dengan kejadian pada masa Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945 yang telah berhasil melawan para penjajah dan menggiring bangsa ini keluar dari penindasan serta memperoleh kemerdekaan yang dapat menjunjung harkat martabat bangsa dan masyarakatnya sebagai manusia yang layak memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Terdapat juga kisah di alqur’an surat Al- Maidah ayat 3 yang menceritakan tentang kisah Nabi Muhammad SAW, yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjalankan misi ke-nabi-an di muka bumi. Nabi Muhammad SAW ditugaskan ditengah kejahiliyahan masyarakat arab dan menghadapi tiga penjajahan sekaligus yaitu; Pertama Orientasi hidup (QS. Lukman: 13) digambarkan dalam kepercayaan umat Quraisy yang mengikuti ajaran nenek moyang mereka menyembah berhala atau patung, Nabi Muhammad SAW berjuang keras dalam memberikan pemahaman yang benar terhadap tuhan yang sepantasnya disembah hanyalah Allah SWT bukanlah para berhala tersebut yang justru akan mejatuhkan derajatnya sebagai manusia. Kedua, Penindasan Ekonomi (QS. Al- Humazah: 1-4) Rasulullah SAW mengkritik orang- orang yang memperhitungkan hartanya tanpa memperdulikan kesejahteraan bersama. (Al- Hasr: 7) juga menggambarkan bahwa kekayaan hanya berputar kepada kelompok-kelompok tertentu sehingga terjadilah tidak meratanya kekayaan dan mengakibatkan penindasan ekonomi. Ketiga, Kezaliman Sosial (Al-Hujarat: 13) menerangkan bahwa Rasulullah SAW mendeklarasikan bahwa kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, membebaskan para budak, tidak ada perbedaan antara kulit putih ataupun hitam, kesamaan derajat bangsa- bangsa Arab ataupun non Arab semua sama dimata Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang membedakan antara manusia, kecuali pada ketakwaannya terhadap Allah SWT.
Sebagai anak bangsa yang memiliki rasa nasionalisme tinggi maka hendaknya berusaha menjaga nilai-nilai luhur yang telah di ajarkan para pahlawan bangsa, yang berjuang membawa bangsa ini dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan. Adapun cara mengisi kemerdekaan sebagai berikut; Pertama, Belajar yaitu dengan tekun, mempelajari sejarah Indonesia, dan mengikuti pendidikan kewarganegaraan. Kedua, Menghargai yaitu menghormati sesama, menghargai keragaman, dan menjaga nama baik sekolah. Ketiga, Mencintai dengan cara mencintai produk dalam negeri, kesenian, dan kearifan lokal Indonesia. Keempat, Berpartisipasi, dengan mengikuti lomba, upacara 17 Agustus, kegiatan sekolah atau desa, dan program pengabdian masyarakat. Kelima, Berbagi, saling berbagi dan menghormati sesama. Keenam, Menjaga dengan cara menjaga tata tertib, disiplin diri, dan tata karma. Ketujuh, Berbuat baik yaitu menjalankan perintah agama dengan baik, menjaga semangat persatuan dan kesatuan, dan toleransi terhadap sesama. Kedelapan, Berkreatif membuat konten edukasi bertema kemerdekaan di media sosial, seperti video, microblog, poster, infografis, film, quote, komik, dan meme. Kesembilan, Berjuang untuk melawan kebodohan, kemiskinan, rasa malas, dan menyerah.
Semoga HUT RI ke-79 bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang. Amiin ya Robbal alamin.
Oleh : Ustadzah Siti Chotimah, S.Pd