
Dampak Growth Mindset pada Produktivitas Amal
Setiap individu pasti menginginkan hidup yang bermakna, di mana keberadaannya membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).
Dalam prosesnya, tidak ada kebahagiaan yang lebih indah selain menjadi orang yang produktif dan bermanfaat, sehingga keberadaannya selalu dirindukan dan kepergiannya meninggalkan legacy yang baik. Islam menjadi agama yang menyempurnakan fitrah manusia, tidak hanya menganjurkan umatnya untuk hidup aktif dan berkontribusi, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.
Individu yang senantiasa produktif pasti memiliki pola pikir positif dan senantiasa mengembangkan growth mindset dalam dirinya. Growth mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat dikembangkan melalui dedikasi, kerja keras, serta strategi yang tepat. Dalam Islam, ada beberapa tips yang bisa diterapkan, antara lain meyakini bahwa potensi diri bisa terus berkembang, melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar, menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk bangkit, berupaya terus belajar dan memperbaiki diri, serta berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT.
Selain itu, lakukan perbuatan baik dalam keseharian kita seperti membaca Al-Quran, berdzikir, bersedekah, membaca buku-buku rohani, dan menjaga hubungan dengan keluarga dan teman dekat. Sebagaimana firman Allah SWT di Surat Ar-Ra’d ayat 11 yang menekankan bahwa perubahan dalam diri individu dapat membawa perubahan pada kondisi kaum/masyarakatnya. Selain itu, surat Al-Isra ayat 36 mengingatkan untuk tidak mengikuti sesuatu yang tidak diketahui ilmunya, menunjukkan pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri.
Belajar dari kisah Nabi Adam AS dan Nabi Musa AS . Kisah Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan, juga bisa menjadi contoh growth mindset. Meskipun ditempatkan di surga dengan segala kenikmatan, ia diuji dan diberi pelajaran tentang kesalahan dan bagaimana memperbaikinya. Sedangkan kisah Nabi Musa AS yang mencari ilmu kepada Nabi Khidir juga menunjukkan semangat growth mindset dalam mencari ilmu dan tidak mudah merasa puas dengan pengetahuan yang dimiliki. Dengan memahami ayat-ayat dan kisah-kisah dalam Al-Quran, seorang muslim dapat menumbuhkan growth mindset dalam dirinya, yaitu keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat terus berkembang melalui usaha, pembelajaran, dan evaluasi diri.
Apabila growth mindset itu terinternalisasi dalam diri maka akan mendorong seseorang lebih produktif dalam kesehariannya . Produktivitas bukanlah sekadar konsep material, tetapi sebuah nilai yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan intelektual. Menjadi manusia produktif berarti memanfaatkan waktu, tenaga, dan kemampuan untuk kebaikan. Namun, tantangan dalam kehidupan modern sering kali membuat seseorang terlena dengan rutinitas dan melupakan pentingnya menjadi individu yang memberikan dampak. Islam mengajarkan bahwa produktivitas yang sejati adalah yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan membawa kebaikan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Contoh penerapan konsep growth mindset dan produktivitas dalam beramal yang hingga kini saya lakukan yaitu, Pertama, Yakin bahwa Allah SWT bersama kita. Setiap hal sekecil apapun yang kita lakukan tidak ada yang tidak terekam, maka dari sikap ihsan, kita melakukan amanah dengan baik, antara lain menyelesaikan tugas secara mandiri, tanggungjawab, disiplin, jujur, tuntas dan berdampak positif terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hindari sikap ketergantungan dengan oranglain ataupun malas untuk melaksanakan amanah. Kedua, Usaha optimal dengan cara “Tulis dan Lakukan”. Setiap diri kita pasti memiliki keterbatasan baik fisik, kognitif, ketrampilan maupun afektif. Maka, sikap konsisten itu diperlukan dengan menulis apapun yang akan dilakukan agar tidak lupa maupun terlewat , dengan itu Allah SWT melihat usaha kita. Kalaupun hasilnya belum sesuai, kita telah melakukan sebuah proses. Ketiga, Sampai ke target. Pastikan membuat roadmap baik jangka pendek maupun jangka panjang agar apa yang kita lakukan sesuai target yang kita harapkan. Jatuh bangun bagian dari bentuk perjuangan. Man Jadda Wajadda “Barangsiapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil”, hal itu yang selalu menjadi spirit penulis dalam mengemban tugas ataupun amanah. Jangan sampai waktu 24 jam kita berjalan begitu saja tanpa berarti. Keempat, Buat legacy terbaik. Buatlah legacy/ kenangan yang indah dan terbaik dimanapun kita berada dan di posisi apapun (guru, karyawan, KS, CS, security atau lainnya) karena sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat untuk sekelilingnya, maka memberikan sebuah kenangan positif tidak selalu berupa materiil, namun, bisa juga non materiil yang kelak jadi ladang pahala kita.
Sebagaimana kita ketahui konsep kepemimpinan dalam islam (red:khalifah) di bumi, menekankan amanah dan tanggung jawab untuk memimpin dengan adil, bijaksana dan berdasarkan Al-Quran serta Sunnah. Seorang pemimpin harus memiliki sifat siddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas) seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW nabi akhir zaman.