
Nur Aida Salsabila-Juara 3 Lomba Murottal di Kejuaraan Lomba…
Barakallah Kepada Nur Aida Salsabila Siswi SMPIT Harapan Bunda atas Prestasinya di Lomba Murottal di Kejuaraan Lomba OSKREA di SMA NASIMA Tingkat Kota Semarang.
Kegiatan Sekolah Orang Tua( SOT) SIT Harapan Bunda Semarang dengan Tema “Menyiapkan Anak Menuju Baligh (1- 3) Bersama Ustadz Adriano Rusfi.
Link Youtube Kegiatan SOT 1 :
Link Youtube Kegiatan SOT 2 :
Link Youtube Kegiatan SOT 3 :
Alhamdulillah dan Barakallah Atas diraihnya Prestasi lomba JSIT Wilayah Jawa Tengah.
Barokallohu fiikum kepada
✨Ananda Nasywa juara harapan 1
✨Bunda Viesta juara harapan 1
✨Ustadz Rico juara 2
✨Ustadz Herlan juara harapan 2
✨Ustadz Ali Mustofa juara harapan 1.
Semoga Menjadi penyemangat bagi Ustadz Ustadzah SMPIT Harapan Bunda untuk selalu berkarya dan memotivasi keluarga besar SPANDA untuk berlomba-lomba dalam kebaikan
Atas nama Dia yang telah mencipta Diri sendiri!
Yang senantiasa abadi berkarya sejak azali;
Atas nama Dia yang mencipta agama,
Saling percaya, kasih, karsa, dan tenaga;
Atas nama Dia, yang begitu kerap disebut,
Namun yang hakikatnya senantiasa luput:
…
(Goethe)
Penulis sedikit menyematkan puisi karya Goethe sebelum membahas inti dari pada tulisan ini. Siapakah Goethe? Goethe merupakan tokoh Jerman terbesar pada masanya. Ia dapat dikatakan sebagai sastrawan juga. Mengapa harus puisi Goethe? Goethe sesosok penggemar budaya dari berbagai macam budaya dunia termasuk Timur Tengah yang pada masanya itu Islam Berjaya. Belum bisa dikatakan pasti bahwa Ia telah memeluk Islam sebagai jalan hidupnya. Akan tetapi, kecintaannya dan rasa penghormatannya terhadap Islam, kitab Suci-Nya, bahkan Nabi-Nya membuatnya mampu melahirkan karya-karya besar yang saat ini dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Lantas, bagaimana dengan kita? Karya apa sajakah yang telah kita hasilkan? Bila tidak mampu menghasilkan karya sebagaimana Imam Bukhari dan Muslim bahkan Imam Ghazali-pun.
Lantas, bagaimana dengan karya budi pekerti, akhlak, serta perangai kita? Sudahkah kita sebagai muslim-muslimah sedari kandungan ataupun sedari kecil yang telah diperkenalkan dengan norma-norma keislaman, mampu menebar kebaikan tanpa berkeluh kesah? Mampu menebarkan senyuman tanpa kepalsuan? Yakinkah kita mencintai Dia dan utusan-Nya itu dengan setulus hati? Atau jangan-jangan karena imbalan pahala dan surga. Dan mampukah kita bersyukur tanpa ditegur?
Ditambah lagi, bulan ini pandemi belum usai dan kita diminta untuk lebih bersabar. Dua tahun sudah pandemi menduduki kejayaan di bumi. Kabar duka, kematian, dan kenelangsaan yang terdengar bak petir menyambar. Bolehkah kita menyerah? Bolehkah kita pasrah? Atau Siap menghadapi dengan pola pikir bahwa Tuhan sedang menghibur kita? Inilah cara-Nya untuk menyayangi kita. Inilah cara-Nya untuk membuat kita bersyukur. Inilah cara-Nya untuk menyadarkan kita bahwa apapun yang terjadi adalah atas Kehendak-Nya. Sekalipun itu kematian yang dibicarakan.
“Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau.” Indah bukan kalam-Nya? Sebelum diri ini hadir dengan nafasnya, Tuhan melalui kalam-Nya yang tertuang dalam Qs. Muhammad: 36 telah menyajikan sebuah untaian redaksi yang begitu membumi dan melangit. Bahwa dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Lantas, mengapa kita begitu hiperaktif terhadap perkara dunia yang sejatinya sudah ada yang mengaturnya. Mengapa tidak kita rubah setiap tragedi di dunia ini menjadi komedi. Dalam artian kita memandang dari sudut pandang yang sederhana dan unik.
Lihatlah ini! Bukankah hanya pandemi yang mampu meliburkan sekolah dalam jangka waktu yang begitu panjang. Sekalipun putra mahkota dari Indonesia meminta agar ada libur panjang untuk sekolah-pun takkan pernah dikabulkan. Setidaknya, banyak orang tua yang tersadarkan bahwa realita dalam pendidikan itu tidak cukup dengan kata percaya dan menitipkan. Anak-anak tersadar bahwa sampai kapanpun kepemahaman ilmu dari guru tidak dapat tergantikan oleh gadget. Meskipun gadget pada masa ini sangatlah membantu. Akan tetapi, gadget tidak mampu memberikan keteladan secara langsung terkait adab dan tata krama.
Memahami Ketentuan-Nya, tidak hanya sekedar dengan mempelajari hingga paham. Tapi, bagaimana penerimaan diri kita terhadap ketentuan dari-Nya. Apa yang telah terjadi pada diri kita, Allah Ridho itu terjadi. Kasih sayang dan ramat Allah sebagai Tuhan kita sangat besar dari pada siksa-Nya. Mana mungkin Allah akan tega menyiksa umat yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.
Teringat dengan perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sebuah perjalanan yang mematahkan kemustahilan bahwa Allah itu tiada. Perjalanan singkat dengan tujuan menghibur hati Nabi SAW yang ditinggal pergi oleh istri dan paman tercintanya. Perjalanan semalam yang membawa oleh-oleh bahagia berupa perintah Salat lima waktu yang semula 50 waktu.
Bukankah dari peristiwa itu Nabi SAW telah membawakan syifaa’ atau obat bagi umatnya. Obat susah, gelisah, nelangsa dan pengusir kenestapaan. Bahkan menjadi syifaa’ dari segala penyakit hati dan pikiran. Bukankah spirit kita tetap aman dan terjaga. Karena kita selalu rutin bertemu dengan Sang Pencipta di lima waktu. Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Bukan pasrah melainkan berharaplah dan bertawakkallah.
Sebagai puncaknya, ialah menjemput hikmah pada setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini. Jemputlah dahulu setiap hikmah dari tragedi kehidupan. Pelajari dan pahami. Barulah resapi dengan tindakan. Dari situlah kita dapat menjalankan rasa syukur tanpa harus ditegur. Semoga terlaksana. Aamiin. Wallaahu A’lam Bisshawab.
Oleh : Sisca Afriyanti
Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini pengaruh media baik media online maupun media sosial sangat signifikan terhadap dunia pendidikan. Kemudahan informasi yang didapat, menimbulkan kelemahan tersendiri, salah satunya menurunnya tingkat literasi siswa terhadap buku maupun teks cetak lainnya, yang menjadi sumber autentik dan ilmiah.
Dalam dunia pendidikan media sosial maupun online memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar. Media sosial bisa memberikan pengaruh positif terdapat dunia pendidikan. Sebab akan memudahkan para siswa untuk mengumpulkan informasi, menambah pengetahuan dan membuka wawasan agar bisa berinteraksi dengan orang lain, membantu para siswa untuk melek terhadap perkembangan teknologi, membuat para siswa untuk kreatif dan terampil dengan melihat video-video yang ada di medsos dan sebagianya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial juga dapat memberikan dampak negatif terhadap dunia pendidikan, yakni akan mengurangi semangat para siswa untuk membaca buku pelajaran atau mencari sumber-sumber yang ada di perpustakan karena menurut mereka, hal tersebut terlalu ribet, siswa akan menjadi malas belajar dan lebih sibuk dengan media social atau online saja, siswa akan kurang berinteraksi dengan orang yang ada di dekatnya sehingga menimbulkan kesulitan untuk berkomunikasi ketika tata muka, para siswa akan mencari cara mudah untuk mendapatkan sesuatu secara instan dan yang paling parah akan membuat para siswa menjadi orang yang kecanduan untuk menggunakan media sosial maupun media online lainnya.
Bagaimanapun, perkembangan media online yang begitu pesat seperti saat ini, tidak bisa kita abaikan begitu saja. Tetapi bagaimana agar media online maupun media sosial tersebut kita sikapi secara bijak. Pergunakan media yang ada sebagai cara untuk mendukung dan memudahkan segala urusan maupun pekerjaan kita. Jangan sampai kita ketergantungan terhadap media online ataupun media sosial yang ada.
Oleh karena itu, peran guru dan orang tua terhadap pengaruh media social maupun media online dalam dunia pendidikan sangatlah penting untuk membantu para siswa atau anak agar mereka bisa menggunakan medsos secara bijaksana dan bertanggungjawab. Sehingga mereka bisa mengunakan medsos sesuai dengan fungsi atau menggunakan medsos untuk hal-hal yang membantu mereka dalam menimbah ilmu dan membuka wasasan yang luas tentang suatu masalah yang terjadi di sekitar mereka. Kemudian untuk menghindari kecanduan medsos, salah satu cara yang harus dilakukan adalah membuat jadwal bagi anak-anak untuk menggunakan media sosial maupun media online secara proporsional agar mereka tidak merasa tergantung pada medsos.
Oleh : Sugiharti
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponen lain yang banyak dipengaruhi oleh manusia. Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Januari. Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1972 untuk menandai pembukaan Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia yang berlangsung antara tanggal 5-16 Juni 1972 di Stockholm. Hari lingkungan hidup dan kehutanan termasuk yang paling banyak macamnya diperingati setiap tahun. Ini menandakan bahwa isu ini memang sangat strategis karena menyangkut aspek fundamental yakni keberlanjutan bumi. Hanya saja, jika dibandingkan hari-hari penting lainnya, hari lingkungan hidup dan kehutanan tidak selalu dihafal luar kepala. Momen istimewa di bidang ini kadang hanya dirayakan oleh para pihak yang bekerja di isu ini, para aktivis lingkungan dan pegiat konservasi.
Padahal, beberapa momen krusial pada hari lingkungan dan kehutanan dapat dijadikan momen reflektif atas sejumlah isu-isu menarik. Sebagai contoh hari bumi yang meletakkan pijakan dasar pentingnya mendorong aksi cinta bumi. Atau hari Kenanekaragaman Hayati yang mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah Negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia, sehingga semua pihak harus bertindak menjaga dan melestarikannya. Oleh sebab itu, momen-momen penting ini harus disebarkan secara luas. Semua orang harus mulai ikut serta dalam setiap momen menarik yang mengingatkan tentang pelestarian lingkungan.
Gagasan di balik Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah untuk menyoroti pentingnya lingkungan dan mengingatkan orang-orang bahwa alam tidak boleh dianggap remeh. Menurut PBB, momen ini diharapkan memberi orang kesempatan untuk memperluas dasar bagi opini yang tercerahkan dan perilaku yang bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan. Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 adalah ‘Restorasi Ekosistem’. Hari itu juga akan diluncurkan Dekade PBB tentang Restorasi Ekosistem. Pada tahun 2020, temanya adalah ‘Merayakan Keanekaragaman Hayati’.
Permasalahan Lingkungan Hidup : Bersama Cintai Alam dan Cegah Abrasi dengan Mangrove, Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan Untuk Mendukung Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Sungai Sebagai Sumber Peradaban Mulia, Problematika Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Negawa Zamrud Khatulistiwa, Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut, Penyelesaian Konflik Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia, Perlindungan dan Pengelolaan Lahan Gambut dan Lahan Basah, Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Pelestarian Lingkungan, Konservasi dan Pemanfaatan Keragaman Hayati Untuk Kesejahteraan Bangsa, Pembangunan Rendah Karbon dalam Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Tantangan Penerapan Clean Development, Break Free From Plastic: A Solution from Ocean Sustainability in Indonesia, Arti Penting Biodiversity dan Upaya Konservasi dalam Rangka Memperingati Hari Lingkungan Hidup.
Selain itu ada juga, Kebijakan dan Perspektif Hukum Bidang Lingkungan: Peran Ahli Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Terus Berbakti di Tengah Pandemi Untuk Lingkungan dan Hutan Lestari, Merawat Lingkungan Hidup, Merajut Kebangsaan, Mempertegas Kebhinekaan, Penyusunan dan Penilaian Dokumen AMDAL Pada Era New Normal, Potensi Kearifan Lokal dalam Upaya Mendukung Kelestarian Lingkungan, Strategi Mitigasi Bencana Terhadap Dampak Pencemaran Lingkungan di Kawasan Industri, Relaksasi Pengelolaan Hutan Indonesia Pasca Undang-Undang Cipta Kerja, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan dalam Isu Perubahan Iklim dan Pencemaran Lingkungan, Tata Kelola dan Pemanfaatan SDA Serta Kebencanaan Berkarakter Kerakyatan dan Berprespektif Ekologis, Pengelolaan, Perizinan, dan Upaya Pemulihan Pencemaran Limbah B3, Urgensi Dorongan Asosiasi Bisnis dalam Memastikan Implementasi Bisnis dan HAM dalam Konteks Lingkungan dan Perubahan Iklim, Implementasi Nawacita ke-VI Melalui Program Perhutanan Sosial Guna Meningkatkan Produktivitas Masyarakat, Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), RTRW dan RPJM.
Lingkungan dalam Sudut Pandang Agama: Mendulang Pahala dalam Kegiatan Perbaikan Lingkungan, Solusi Islam dalam Menuntaskan Persoalan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Berbasis Agama Islam Untuk Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim di Indonesia, Peran Umat Islam dalam Perubahan Iklim dan Lingkungan, Menumbuhkan Kreatifitas Generasi Muda dalam Mengelola Lingkungan Hidup, Solusi Lingkungan Berbasis IT, Penguatan Sistem Manajemen Pengelolaan Limbah Untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan, Pemanfaatan Informasi Geospasial Untuk Peningkatan Sinergi Pengelolaan Lingkungan, Inovasi dan Teknologi Pengelolaan Sampah Plastik.
SMPIT Harapan Bunda telah mengimplementasikan kegiatan pelestarian lingkungan, salah satunya dengan pengadaan green house di area halaman sekolah. Tidak hanya itu, di SMPIT Harapan Bunda juga ada penanaman bibit buah dengan jumlah yng tidak sedikit. Dengan adanya hal tersebut, sudah membiasakan para siswa dan seluruh civitas akademika untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat secara alami.
Oleh : Irma Erviana, S.Pd.
Selasa, 21 Desember SMPIT Harapan Bunda mengundang bapak Kepala Dinas Pendidikan kota Semarang, Gunawan Saptogiri, S.H., M.M. dalam rangkaian acara raker hari kedua bertempat di SMPIT Harapan Bunda. Setelah raker pertama hari sebelumnya, yaitu pemaparan laporan pertanggung jawaban semester pertama. Acara tersebut, Bapak Gunawan Saptogiri menyoroti tentang pendidikan karakter dan Literasi digital. Para guru dan karyawan menyambut baik dan sangat antusias berdiskusi dengan bapak kepala Dinas Kota Semarang. Pelatihan dihadiri oleh segenap Civitas Academika SMPIT Harapan Bunda. Walaupun sesi tersebut hanya berkisar kurang lebih satu setengah jam, namun kedatangan bapak Gunawan membawa energi positif bagi para guru dan karyawan.
Hari ke tiga, raker dilanjutkan ke Banyumili Salatiga dengan agenda penyerahan penghargaan guru dan karyawan serta lomba pentas seni dan outbond. Acara ditutup dengan makan siang dan sesi foto bersama. Tujuan dari raker ini, Selain sebagai agenda menjalin ukhuwah dan keakraban guru dan karyawan, juga sebagai agenda evaluasi untuk perbaikan-perbaikan program sekolah ke depan.
“Rapat kerja ini merupakan forum rapat tertinggi, kita dapat memanfaatkan momentum ini sebagai agenda untuk meningkatkan pengembangan kompetensi guru dan peningkatan program-program demi kemajuan SMPIT Harapan Bunda khususnya dan pendidikan Indonesia pada umumnya.” Tutur Kepala Sekolah SMPIT Harapan Bunda, Rianda Herlan Sapta Aji.
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sering dikenal dengan NKRI adalah sebuah negara kepulauan besar yang diapit oleh dua benua dan dua samudera. Negara ini dihuni oleh jutaan penduduk yang cukup heterogen. Berdirinya NKRI ditandai dengan proklamasi kemerdekaan yang naskahnya dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. NKRI terlahir dari sebuah bangsa yang besar yang memiliki jiwa, semangat, dan nilai-nilai juang (JSN). Hal itulah yang menjadi salah satu sebab meraih kemerdekaan dari penjajah melalui perjuangan selama sekian abad.
Jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika, melainkan sebuah proses panjang dari masa ke masa. Jika menilik sejarah, maka JSN sudah muncul pada masa kerajaan. Salah satunya, Mahapatih Gajah Mada yang hidup di masa kerajaan Majapahit pernah bersumpah, yaitu Sumpah Palapa, yang menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Esensi dari sumpah tersebut adalah semangat kebangsaan yang ditanamkan memunculkan nilai-nilai kejuangan. Selanjutnya memasuki awal abad ke 20, JSN mulai nampak berbuah hasil dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Kemudian diikuti organisasi yang mengusung semangat kebangsaan lainnya. Puncaknya ikrar Sumpah Pemuda yang bersepakat untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa yang satu. Perjuangan ditutup dengan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang menandakan Indonesia menjadi Negara merdeka dan berdaulat.
Nilai-nilai yang membersamai selama proses perjuangan memperoleh kemerdekaan bangsa Indonesia disepakati sebagai dasar, landasan, dan kekuatan serta daya dorong bagi para pendiri NKRI yang kemudian diistilahkan JSN 45. Nilai-nilai dasar dari JSN 45 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) semua nilai yang terdapat dalam setiap Sila dari Pancasila; 2) semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945; dan 3) semua nilai yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945, baik pembukaan, batang tubuh, maupun penjelasannya.
Pasca kemerdekaan, JSN 45 menjadi pedoman dalam membangun Indonesia. Arah dan kebijakan pendidikan, ekonomi, pemerintahan, dan bidang lainnya tidak terlepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam JSN 45. Sebagai contoh, dalam perundangan termaktub bahwa semua warga negara mendapatkan pendidikan minimal sampai dengan jenjang SMA (wajib belajar 12 tahun). Maka pemerintah berjuang untuk melaksanakan program tersebut, melalui penganggaran APBN agar pendidikan dapat diakses secara gratis, terutama bagi warga negara kelas menengah ke bawah. Walaupun realita saat ini, belum bisa menjangkau seluruh warga negara, karena keterbatasan APBN untuk pendidikan. Pada sisi masyarakat, yaitu para guru berjuang agar pendidikan di sekolah-sekolah semakin berkualitas, dan para siswa berjuang dengan bersungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran yang diikuti. Upaya memajukan pendidikan di Indonesia merupakan wujud dari implemetasi JSN 45 dalam membangun bangsa dan Negara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam JSN 45 harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua lapisan masyarakat, maka perlunya pembiasaan yang akan menjadi budaya. Hal tersebut dapat dimulai pada generasi muda yang merupakan aset bangsa di masa yang akan datang. Tempat terbaik untuk pembiasaan adalah sekolah yang merupakan tempat belajar. Sekolah sebagai tempat pembiasan anak sejak dini, selain mengajarkan ilmu pengetahuan juga memberikan pendidikan nilai-nilai dasar kehidupan (pendidikan karakter). Oleh karena itu, sekolah harus mampu mengemas JSN 45 ke dalam aturan dan program sekolah, sehingga ketika JSN 45 menjadi budaya akan terbentuk karakter pada diri setiap siswa.
SMP Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Bunda sebagai sebuah sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter, sinergis dengan harapan tersebut. Bagi masyarakat, pendidikan di sekolah sangat berperan penting sebagai sarana perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan intelektual, harkat, martabat, dan perubahan akhlak. SMPIT Harapan Bunda dibentuk dengan sistem Full Day School. Full Day merupakan salah satu ciri Sekolah Islam Terpadu yang bertujuan untuk memberikan banyak kesempatan untuk siswa dalam memanfaatan waktu agar lebih produktif. Praktik nyata JSN 45 di SMPIT Harapan Bunda, diantaranya berketuhanan, musyawarah, persaudaraan, keberanian, dan perjuangan. Praktik pembiasaan dari “berketuhanan” yaitu selalu menanamkan iman dan takwa dalam setiap aktivitas, tidak hanya saat berada di tempat ibadah (Masjid). Setiap pagi siswa dilatih untuk pembiasaan shalat dhuha dan doa pagi sebelum memulai pembelajaran. Selain itu, siswa selalu diingatkan untuk menjaga adab, seperti: adab saat menuntut ilmu di kelas, adab makan, adab bergaul, dan adab dalam beraktivitas lainnya yang merujuk pada aturan agama (al Qur’an dan Shunnah). Praktik pembiasaan dari “bermusyawarah” dengan selalu menjalin komunikasi dan koordinasi dengan civitas akademika sekolah (guru, orang tua, yayasan, dan masyarakat sekitar) secara kontinu. Komunikasi dan koordinasi yang baik akan memperkuat kesatuan untuk bersama-sama mensukseskan program-program sekolah.
Praktik pembiasaan lainnya, “persaudaraan” yaitu senantiasa mengajarkan kasih sayang dan tata krama kepada siswa. Sebagai orang Jawa pastinya hal tersebut tidak terpisahkan karena merupakan sebuah tradisi dan prinsip hidup dalam keseharian. Dimana, kakak kelas memberikan teladan dan menyanyangi adik kelasnya, sedangkan adik kelas menghormati dan bersikap santun terhadap kakak kelasnya. Sesama siswa saling membantu dan bekerjasama satu sama lain, saling mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan. Praktik pembiasaan dari “keberanian” melalui kegiatan outing class, seperti berkemah, edu wisata, kunjungan belajar di luar sekolah. Kegiatan outing class melatih siswa untuk mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Terakhir, praktik pembiasaan dari “perjuangan” adalah bahwa selama siswa menempuh pendidikan di sekolah, ada ujian yang dilalui. Ujian tersebut berupa ujian pengetahuan dan keterampilan saat kenaikan kelas dan kelulusan maupun ujian lainnya, seperti lingkungan sosial, rasa jenuh, dan sifat malas. Semuanya harus ditaklukkan oleh siswa dengan sungguh-sungguh, kerja keras, dan do’a. Pembiasan-pembiasaan JSN 45 tersebut tentunya sesuai dengan visi misi SMPIT Harapan Bunda untuk menjadi sekolah yang unggul dalam akkhlak dan prestasi.
Oleh: Rianda Herlan Sapta Aji
Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Tanggal tersebut dipilih sebagai penghormatan terhadap guru, yaitu bertepatan dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Melalui hari guru, kita diingatkan akan jasa-jasa para guru. Setiap orang hebat, dibaliknya ada peran para guru yang berjuang dengan sekuat tenaga. Mereka ingin agar anak didiknya menjadi lebih baik dari dirinya suatu saat nanti. Kesuksesan anak didik merupakan kebanggaan yang luar biasa.
Sebagaimana hari-hari perayaan lainnya, Hari Guru Nasional menjadi momentum untuk memberikan penegasan kepada khalayak bahwa guru memiliki peran sentral dalam pembangunan sebuah Negara yang berdaulat. Kita tahu bahwa Jepang pernah luluh lantak karena serangan bom atom oleh Amerika, dan akhirnya menyerah kepada sekutu. Apa yang dilakukan oleh kaisar Jepang? Kaisar memerintahkan untuk mendata berapa jumlah guru yang masih hidup. Kaisar tahu bahwa guru memiliki peran sentral untuk memulihkan kembali Negara itu. Setelah sekian tahun berlalu, sekarang Jepang menjadi salah satu Negara Maju di dunia dan unggul dalam bidang teknologi.
Beberapa dekade yang lalu, Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia mengambil SDM guru-guru Indonesia atas permintaan pemerintahnya. Namun, kenyataan kini, pendidikan di Indonesia tertinggal selangkah dengan Malaysia. Guru di Indonesia belum menjadi profesi yang diminati atau impian banyak orang. Berbeda dengan profesi sebagai dokter atau polisi, yang persaingannnya luar biasa. Hal tersebut tidak terlepas dari kesejahteraan yang diperoleh guru yang belum merata. Guru yang berstatus PNS sudah tidak ada masalah dengan kesejahteraan, tapi guru honorer dan swasta, sampai hari ini masih berjuang hanya untuk sekadar menyambung hidup sehari-hari. Kondisi demikian, menjadi salah satu faktor menurunnya kualitas pendidikan.
Sebagai contoh, Negara Finlandia yang menyandang pendidikan terbaik nomor satu di dunia, pemerintahnya menggaji guru sekolah sangat besar, bahkan lebih besar dari pengajar di perguruan tinggi. Dengan gaji yang besar, profesi guru menjadi diminati, sehingga pemerintah Finlandia menetapkan standar untuk menjadi seorang guru. Standar yang ada bertujuan agar SDM guru semakin berkualitas yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Sistem tersebut menjadikan para guru terus meningkatkan keilmuannya, salah satunya menempuh pendidikan sampai dengan pascasarjana.
Bergeser ke situasi pendidikan di Indonesia, para guru dengan senyum keikhlasan menghadirkan semangat kesungguhan kepada anak didik di ruang-ruang kelas. Mereka tetap totalitas dalam mengajar dan mendidik generasi bangsa. Hanya ada satu harapan, anak didik yang mereka ajar suatu saat nanti menjadi orang-orang hebat. Ada unsur ibadah dalam mereka mendidik para generasi bangsa ini. Generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan melanjutkan pembangunan. Walau hanya berstatus guru honorer, harapan itu tetap terpatri, optimisme tetap terbangun oleh para guru.
Kembali ke kini, di sudut sekolah, berdiri seorang anak didik yang memandangi dari kejauhan wajah-wajah gurunya yang terlihat dari balik jendela ruang guru. Anak tersebut menyaksikan gurunya yang nampak letih saat jam istirahat, namun bersemangat saat mengajar. Wajahnya seakan bercerita kepada anak tersebut bahwa menjadi seorang guru adalah pilihan hidup dan panggilan jiwa. Menjalaninya dengan istiqomah, walaupun kesejahteraan masih jauh. Kemudian, anak tersebut berbisik lirih “wahai guru, aku bersaksi itulah pesonamu, yang membuat kesuksesan anak didikmu suatu saat nanti, karena kau menjalaninya dengan dasar cinta dan dari hati”. Selamat Hari Guru Nasional, 25 November 2021 untuk para guru di seluruh Indonesia.
Oleh : Rianda Herlan S.A.