Wahai Guru, Pesonamu Tetap Terpancar
Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Tanggal tersebut dipilih sebagai penghormatan terhadap guru, yaitu bertepatan dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Melalui hari guru, kita diingatkan akan jasa-jasa para guru. Setiap orang hebat, dibaliknya ada peran para guru yang berjuang dengan sekuat tenaga. Mereka ingin agar anak didiknya menjadi lebih baik dari dirinya suatu saat nanti. Kesuksesan anak didik merupakan kebanggaan yang luar biasa.
Sebagaimana hari-hari perayaan lainnya, Hari Guru Nasional menjadi momentum untuk memberikan penegasan kepada khalayak bahwa guru memiliki peran sentral dalam pembangunan sebuah Negara yang berdaulat. Kita tahu bahwa Jepang pernah luluh lantak karena serangan bom atom oleh Amerika, dan akhirnya menyerah kepada sekutu. Apa yang dilakukan oleh kaisar Jepang? Kaisar memerintahkan untuk mendata berapa jumlah guru yang masih hidup. Kaisar tahu bahwa guru memiliki peran sentral untuk memulihkan kembali Negara itu. Setelah sekian tahun berlalu, sekarang Jepang menjadi salah satu Negara Maju di dunia dan unggul dalam bidang teknologi.
Beberapa dekade yang lalu, Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia mengambil SDM guru-guru Indonesia atas permintaan pemerintahnya. Namun, kenyataan kini, pendidikan di Indonesia tertinggal selangkah dengan Malaysia. Guru di Indonesia belum menjadi profesi yang diminati atau impian banyak orang. Berbeda dengan profesi sebagai dokter atau polisi, yang persaingannnya luar biasa. Hal tersebut tidak terlepas dari kesejahteraan yang diperoleh guru yang belum merata. Guru yang berstatus PNS sudah tidak ada masalah dengan kesejahteraan, tapi guru honorer dan swasta, sampai hari ini masih berjuang hanya untuk sekadar menyambung hidup sehari-hari. Kondisi demikian, menjadi salah satu faktor menurunnya kualitas pendidikan.
Sebagai contoh, Negara Finlandia yang menyandang pendidikan terbaik nomor satu di dunia, pemerintahnya menggaji guru sekolah sangat besar, bahkan lebih besar dari pengajar di perguruan tinggi. Dengan gaji yang besar, profesi guru menjadi diminati, sehingga pemerintah Finlandia menetapkan standar untuk menjadi seorang guru. Standar yang ada bertujuan agar SDM guru semakin berkualitas yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Sistem tersebut menjadikan para guru terus meningkatkan keilmuannya, salah satunya menempuh pendidikan sampai dengan pascasarjana.
Bergeser ke situasi pendidikan di Indonesia, para guru dengan senyum keikhlasan menghadirkan semangat kesungguhan kepada anak didik di ruang-ruang kelas. Mereka tetap totalitas dalam mengajar dan mendidik generasi bangsa. Hanya ada satu harapan, anak didik yang mereka ajar suatu saat nanti menjadi orang-orang hebat. Ada unsur ibadah dalam mereka mendidik para generasi bangsa ini. Generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan melanjutkan pembangunan. Walau hanya berstatus guru honorer, harapan itu tetap terpatri, optimisme tetap terbangun oleh para guru.
Kembali ke kini, di sudut sekolah, berdiri seorang anak didik yang memandangi dari kejauhan wajah-wajah gurunya yang terlihat dari balik jendela ruang guru. Anak tersebut menyaksikan gurunya yang nampak letih saat jam istirahat, namun bersemangat saat mengajar. Wajahnya seakan bercerita kepada anak tersebut bahwa menjadi seorang guru adalah pilihan hidup dan panggilan jiwa. Menjalaninya dengan istiqomah, walaupun kesejahteraan masih jauh. Kemudian, anak tersebut berbisik lirih “wahai guru, aku bersaksi itulah pesonamu, yang membuat kesuksesan anak didikmu suatu saat nanti, karena kau menjalaninya dengan dasar cinta dan dari hati”. Selamat Hari Guru Nasional, 25 November 2021 untuk para guru di seluruh Indonesia.
Oleh : Rianda Herlan S.A.