Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan
Guru memiliki peran layaknya seorang petani yang menyemai benih tanaman. Peserta didik diibaratkan seperti benih tanaman yang siap disemai, ditanam, dan dirawat dengan penuh kasih sayang.
Guru sebagaimana petani, yaitu memelihara, memberi pupuk dan air, membasmi ulat atau jamur-jamur yang mengganggu tanaman serta perawatan lainnya.Tanah atau media tanam, ibarat lingkungan sekolah yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kualitas tanah sangat dipengaruhi oleh kesabaran dan ketekunan petani dalam mengolah dan menggemburkan tanah tersebut. Begitu pula peran guru dalam tumbuh kembang peserta didik.
Setiap tanggal 25 November kita memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Hari tersebut menjadi momen yang tepat untuk melakukan refleksi atas tugas dan peran guru sebagai pilar utama dalam pendidikan generasi bangsa. Peringatan ini sering diisi dengan berbagai kegiatan seperti upacara, penghargaan kepada para guru, serta refleksi bersama mengenai tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Melalui HGN, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai dan mendukung upaya guru dalam mencetak generasi yang berkualitas, cerdas, dan bertanggung jawab.
Hari guru tahun ini, kita dapat merefleksi makna pendidikan dan peran guru di dalamnya. Kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ itu sering kali dipakai bersama-sama. Sebenarnya gabungan kedua kata itu dapat mengeruhkan pengertian aslinya. Menurut Ki Hajar Dewantara, yang dinamakan ‘pengajaran’ (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Pendidikan memiliki tujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada peserta didik, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Tugas mulia seorang guru adalah ‘menuntun’ tumbuh kembang peserta didik sesuai kodratnya. Mereka bukanlah selembar kertas kosong tanpa kodrat dan latar belakang, tetapi membawa keunikan dan latar belakang lingkungan dan keluarga yang berdeda-beda.Tentunya, peserta didik perlu mendapatkan tuntunan agar semakin baik budi pekertinya. Anak yang dasar jiwanya kurang baik dan juga belum mendapat tuntunan pendidikan yang baik, tentu akan mudah menjadi orang yang tidak berbudi pekerti . Anak yang sudah baik dasarnya juga masih memerlukan tuntunan dan penguatan. Dengan tuntunan itu, ia tidak hanya mendapatkan kecerdasan yang lebih luas, tetapi juga dapat terlepas dari segala macam pengaruh buruk. Tidak sedikit anak yang baik dasarnya, tetapi karena pengaruh-pengaruh buruk, kemudian menjadi orang-orang berperilaku buruk. Pengaruh yang dimaksudkan yaitu pengaruh yang muncul dari beragam jenis keadaan. Anak yang satu mungkin hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, sehingga ditemui beragam jenis kesukaran yang menghambat kecerdasan budi pekerti anak. Bisa juga, dalam keluarga itu berkecukupan harta, tetapi amat kekurangan budi pekerti, sehingga anak-anak mudah terkena pengaruh yang tidak baik.
Guru berperan dalam menuntut tumbuh kembang dan kodrat peserta didik. Ibarat sebutir biji jagung yang memiliki kualitas baik, dan jatuh pada tanah yang subur dan mendapatkan sinar matahari cukup. Maka, pemeliharaan dari petani tetap diperlukan untuk mencegah berkembangnya gulma, hama pengganggu, atau terpaan angin dan banjir yang dapat merusak tumbuh kembang tanaman. Begitu pula dengan biji jagung yang berkualitas rendah dan dipadukan keadaan tanah yang tidak baik, maka biji jagung perlu lebih mendapatkan perhatian yang menyeluruh. Dengan adanya peran dari petani, maka biji yang diibaratkan sebagai peserta didik akan dapat tumbuh lebih baik sampai akhirnya tumbuh dewasa dan siap dipanen selayaknya seorang anak yang sudah dewasa dan siap memberikan kontribusi kepada Masyarakat, bangsa, dan agamanya.
Terima kasih atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi para guru di seluruh Indonesia. Guru memang bukan orang yang hebat, tetapi orang hebat berawal dari jasa seorang guru.