Memahami Makna Idul Adha
Hari raya Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah dan merupakan puncak ibadah haji, dimana jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk melakukan rangkaian ibadah yang menjadi rukun Islam kelima.
Berkurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepadaNya sekaligus merupakan amalan utama dengan cara melakukan penyembelihan hewan kurban. Perayaan hari raya Idul Adha, tidak lepas dari kisah Nabi Ibrahim A.S. dan putranya Nabi Ismail A.S.
Idul Adha selalu memberikan makna mendalam bagi umat islam. Ada kisah ketaatan Nabi Ibrahim A.S. dan Nabi Ismail A.S. yang bisa dijadikan suri tauladan di balik perayaan Idul Adha.
Idul Adha mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, kesabaran, ketaatan, dan nilai berbagi sekaligus. Berkurban saat hari raya Idul Adha merupakan sebuah pengingat kepada manusia bahwa jalan menuju surga membutuhkan pengorbanan dan ketaatan atas perintah-Nya sebagaimana kisah Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S.
Perintah untuk menyembelih hewan kurban saat Idul Adha bermula dari Nabi Ibrahim A.S yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih Nabi Ismail A.S Sebagai seorang ayah tentu saja mimpi tersebut membuat Nabi Ibrahim merenung dan memohon petunjuk kepada Allah SWT. Namun, Nabi Ibrahim A.S tetap mendapatkan mimpi yang sama hingga tiga kali.
Nabi Ibrahim A.S kemudian membicarakan mimpinya kepada Nabi Ismail A.S. Sebagai sosok yang taat atas perintah Allah SWT, Nabi Ismail A.S tanpa ragu menyuruh sang ayah untuk melaksanakan perintah-Nya.
Atas keikhlasan dan kesabaran keduanya, Allah SWT lantas mengganti Nabi Ismail A.S dengan seekor domba yang sejak saat itu hingga kini dijadikan sebuah ibadah rutin.
Penyembelihan kurban saat Idul Adha juga dapat menanamkan rasa ikhlas dalam berbagi. Penting untuk diingat bahwa nantinya dua pertiga bagian daging kurban merupakan hak orang lain dan sisanya diberikan kepada orang yang berkurban.
Oleh : Innalul Izzati, S.Pd.