Maulid Nabi, Momentum Meneladani Sifat Rosululloh SAW
Maulid Nabi merupakan momentum memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Peringatan ini merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepadaRasulullah SAW sebagai sosok yang telah menuntun kita kepada ajaran agama Islam yang benar dan mulia. Selain itu, bagi umat islam hari Maulid juga untuk mengingat serta meresapi perjalanan serta perjuangan Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan ajaran islam..
Maulid Nabi hendaknya tidak hanya sekedar menjadi tradisi semata. Akan tetapi menjadi kesempatan bagi kita semua untuk kembali muhasabah dan memaknai kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah SWT yang membawa wahyu dan menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. Firman Allah ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok teladan dengan akhlak yang luar biasa. Kehadirannya senantiasa membawa pesan cinta, kedamaian, dan keadilan kepada dunia. Selain itu, beliau merupakan sosok pemimpin yang adil, suami yang penyayang, hingga penuh kasih sayang.
Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. Hadis ini mengetuk hati kita semua, betapa pentingnya menjaga akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan bahwa betapa pentingnya ilmu dan pengetahuan. Beliau bersabda “Menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap Muslim”. Dengan sabda ini, Nabi Muhammad mendorong kita untuk senantiasa menggali ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.
Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT yang terakhir, yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau merupakan sosok sempurna dalam segala hal, baik akhlak, moral, maupun kepemimpinan. Seperti ayat Al-Qur’an di Surat Al-Anbiya ayat 107 yang artinya“ Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Selain itu, juga terdapat hadis riwayat Bukhari dan Muslim “Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang menyebut namaku di hadapan orang lain, maka aku akan menyebut namanya di hadapan orang yang lebih baik darinya.”Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat senang jika umatnya mengingatnya. Dengan mengingat Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.
Adapun dalam memperingati Maulid Nabi, kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW, seperti membaca Al-Qur’an dan hadits, mendengarkan ceramah tentang Rasulullah SAW, membaca dan memahami siroh nabi, mengikuti pengajian atau majelis ilmu, membaca syair-syair Maulid, dan melaksanakan doa dan zikir.
Dalam diri Rasulullah SAW sudah tertanam sifat dan akhlak baik yang harus dicontoh menjadi panutan anak muda di zaman sekarang. Ada empat sifat baik yang ada pada diri Rasulullah. Sifat itu di antaranya; sidik, amanah, fathonah, dan tabligh. Pertama sidik, artinya jujur dan berkata benar. Hal demikian terdapat pada ayat Al-Qur’an yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”(Q.S. Al-Hujurat: 6).
Ayat tersebut mengingatkan kita bahwasanya di dunia yang serba cepat dengan arus informasi seperti sekarang, hendaknya dapat menyaring informasi yang benar serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Jangan terburu-buru membagikan informasi yang belum diketahui kebenarannya, sebelum kita kroscek apakah berita tersebut benar ataukah hoax belaka. Kedua amanah, yang berarti dapat dipercaya. Sebagaimana dalam sebuah hadis Nabi bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak menjaga amanah” (H.R. Ahmad).
Mengambil contoh sederhana, kita sebagai seeorang yang diamanahi memiliki gelar profesi sebagai pendidik seharusnya menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. Berusaha terus mengembangkan kompetensinya demi terwujudnya pendidikan yang terbaik untuk anak bangsa. Ketiga fathonah, yang berarti pandai atau cerdas. Pandai dalam hal duniawi memang sangat dianjurkan. Karena kita hidup memerlukan harta. Namun, perlu diketahui bahwasanya seorang muslim yang cerdas tidak cukup dengan memiliki banyak harta saja. Mengenai muslim yang cerdas, Nabi mengatakan dalam sebuah hadist:
“Orang yang paling banyak dalam mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Merekalah yang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat (H.R. At-Tirmidzi)”.
Semoga kita termasuk umat Nabi yang cerdas, yang banyak mempersiapkan amal saleh untuk bekal kehidupan setelah kematian. Keempat tabligh, artinya menyampaikan. Yang dimaksud menyampaikan ialah memberikan pemahaman kepada orang lain mengenai kebaikan. Sebab hal ini sesuai dengan perintah Nabi “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu (HR.Ahmad)”
Dalam peringatan Maulid Nabi tahun ini, marilah kita senantiasa berkomitmen untuk mengamalkan ajaran beliau dalam kehidupan kita, menjaga akhlak yang baik, mencari ilmu, dan menyebarkan pesan cinta, perdamaian, serta keadilan kepada semua manusia. Semoga Allah SWT memberikan kita petunjuk dan hidayah untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.
Oleh : Siti Chotimah, S.Pd.