Masih Adakah Pemuda Itu?
” Kami putera dan puteri Indonesia bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia, Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia ”
Tak terasa ikrar para pemuda yang dikumandangkan sebelum tercapainya kemerdekaan Indonesia, yakni pada tahun 1928 kini sudah memasuki usia 94 tahun lamanya. Ikrar sekaligus sumpah dari para pemuda yang tergabung dalam Kongres Pemuda II terlahir bukan sebuah karangan segelintir orang atau hanya golongan tertentu saja, melainkan sebuah komitmen cita-cita bersama dari para pemuda seluruh Indonesia yang berkumpul tanpa membawa nama suku, ras, agama, golongan, organisasi, dan segala bentuk keegoisan lainnya.
Pada saat itu, hanya ada satu tujuan yaitu Merdeka Bersama di bawah naungan bangsa Indonesia.. Begitu kukuh dan kuatnya persatuan mereka untuk mempersiapkan kemerdekaan agar bangsa iniĀ segera keluar dari penjajahan hingga tak jarang, nyawa rela mereka pertaruhkan untuk mencapai cita-cita bersama yaitu merdeka.
Kondisi itu serasa berbanding terbalik jika kita menelisik apa yang terjadi di negeri kita sekarang ini. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan tak jarang justru diisi dengan segala perselisihan, tawuran, dan segala perundungan baik di dunia nyata maupun dunia maya. Teknologi yang semakin canggih disalahgunakan untuk saling menghujat dan menebar berita hoax yang sedang marak saat ini.
Kemerdekaan yang seharusnya diisi dengan capain prestasi justru diisi dengan maraknya kasus korupsi, para pemuda alay yang hobinya mencari sensasi, dan saling hujat sana-sini.
Kemerdekaan yang seharusnya diisi dengan karya justru dipenuhi dengan mudahnya berkata-kata kasar terhadap orang disekitarnya, mabar (game), nobar (movie) hingga berhari-hari lamanya.
Pada momen hari Sumpah Pemuda yang kita peringati bersama di setiap tanggal 28 Oktober, semoga senantiasa menjadikan sebuah reminder bahwa kejayaan bangsa ini ada di tangan para pemuda. Sehingga keprihatinan yang sekarang kita rasakan bisa segera terselesaikan. Dimulai dari mana?
Tentunya dari diri untuk senantiasa menjalankan peran sebagai pemuda dan pelajar dengan baik di dalam keluarga, sekolah, lingkungan, media masa, agama, bangsa, dan negara. Sehingga, jika ada pertanyaan: masih adakah pemuda yang benar-benar mengabdi untuk bangsa? Dengan lantang dan percaya diri kita mampu menjawab, SAYA!!!
Kemajuan suatu Negara bergantung seperti apa pemudanya, karena akan menjadi pemimpin mendatang. Karakter sikap pemuda harus dibentuk sedini mungkin untuk bisa menghasilkan generasi pemuda yang beretika. Selain pengetahuan yang luas, kepribadian sangatlah penting untuk tetap selalu menjaga persatuan dan kesatuan yang ada tanpa membedakan strata.
Oleh : Revita Yanuastuti, S.Pd.