Maknai Kesaktian Pancasila Melalui Internalisasi Nilai Pancasila pada Diri…
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila itu berbeda. Hari lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni yang merupakan awal mula Pancasila sebagai lambang negara. Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila berkaitan dengan peristiwa G30S yang terjadi pada 30 September 1965.Peristiwa 30 September 1965 merupakan pemberontakan yang bertujuan menggantikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, namun pemberontakan berhasil dihentikan karena pihak-pihak bersatu menjunjung nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan akhirnya pada 1 Oktober diperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Tanggal 1 Oktober memiliki makna khusus bagi bangsa Indonesia sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Dimana Pancasila sebagai ideologi negara memiliki peran vital untuk mengarahkan Indonesia dalam mencapai tujuannya. Itulah sebabnya nilai-nilai Pancasila sudah mulai ditanamkan di semua jenjang pendidikan agar mengenal, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Salah satu makna Pancasila sebagai pandangan hidup, yaitu kita menjadikan Pancasila sebagai pedoman di setiap hal yang kita lakukan yaitu melalui internalisasi nilai-nilai yang ada pada setiap butir Pancasila.
Makna Pancasila Sebagai Pandangan Hidup disetiap butirnya yaitu Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia mempercayai dan bertakwa pada Tuhan. Tentunya ini disesuaikan dengan agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing orang, karena itu makna dari sila ini juga berarti kita perlu saling menghormati antar umat beragama sehingga tercipta kehidupan yang rukun. Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling menyayangi satu sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian negara kita. Ketiga, Persatuan Indonesia. Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara dari kepentingan masing-masing. Kita harus mempunyai kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksa-kan kehendaknya pada orang lain dan mengutamakan kepentingan negara dan orang lain. Terkadang kita akan menemukan perbedaan pendapat dan cara pandang. Namun, kita harus menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah atau berdiskusi. Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Makna dari sila ini berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu kita harus seimbang antara hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak orang lain.
Kesaktian Pancasila terdapat pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama menjadi rangkuman makna dari rangkaian keberhasilan tersebut dengan berlandaskan keyakinan bahwa semua itu berasal dari ketetapan Tuhan.
Disebutkan ada tiga jalur yang bisa digunakan untuk menanamkan nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia. Pertama jalur pendidikan melalui materi, kurikulum dan silabus yang menjadikan siswa sebagai subjek bukan objek. Sebagai subyek ,peserta didik tidak hanya pasif menerima materi dari guru, tapi harus lebih proaktif dengan rasa keingintahuannya terhadap ilmu pengetahuan. Kedua, penanaman karakter dengan menjadikan para pendidik sebagai panutan yang baik bagi peseta didik atau masyarakat. Implementasi nilai-nilai Pancasila melalui budaya sekolah menjadi strategi yang tepat di lingkungan sekolah Ketiga, jalur pemuka adat/agama sebagai orang yang dipatuhi di dalam masyarakat yang diharapkan bisa memilah dengan cermat nilai-nilai yang tidak sesuai untuk diterapkan bangsa Indonesia. Maka dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara baik, Indonesia bisa menjadi sebuah bangsa yang besar.
Oleh : Siti Chotimah