“Keterbatasan yang Tak Menghentikan Mimpi”
Naja seorang hafiz cilik yang memiliki keterbatasan, akan tetapi mampu menghafalkan Al-Qur’an 30 juz bahkan sampai ke nomor halaman Al-Qur’an.
Naja merupakan peserta hafiz Indonesia 2019 cilik asal Mataram. Naja diketahui menderita celebral palsy, yaitu kelumpuhan otak. Keterbatasan yang dimiliki Naja tidak menghentikan mimpi dan langkahnya untuk berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 juz.
Suatu gambaran di mana keterbatasan tak akan menghentikan mimpi seseorang. Seorang anak kecil yang telah mendapatkan ujian sekaligus hadiah dari Sang Maha Khaliq. Benar adanya yang namanya musibah membawa berkah. Akan tetapi, apa yang dialami oleh Naja bukanlah sebuah musibah, melainkan ANUGERAH.
Arikel ini ditulis sebagai upaya untuk memperingati Hari Remaja Internasional (International Youth Day). Mengapa Naja sebagai pembuka awal artikel ini? Karena dari kisah seorang Naja memberikan semangat, motivasi, dan spirit kepada semua kalangan baik itu anak kecil, remaja, dewasa dan orangtua, bahwa keterbatasan tak menjadi penghalang mencapai impian dan kesuksesan.
Remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yang mengalami perubahan perkembangan meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa ini di mulai sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 21 tahun (http://repository.unimus.ac.id).
Di era serba digital dan instan yang segalanya serba tersaji dengan mudah terkadang membuat remaja melupakan peran penting dari sebuah proses dan usaha. Bisa jadi mereka sudah tidak mengenali kedua kata tersebut. Bahkan, tidak sedikit remaja mengikuti trend yang disajikan di media sosial, tak sedikit pula dari mereka menelan mentah-mentah informasi yang tersaji dari sana.
Perubahan sosial pada masa remaja merupakan perkembangan tersulit yang harus dilalui. Remaja harus menghadapi dinamika sosial yang berbeda. Mereka harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, lawan jenis, sikap, topik pembicaraan, gaya hidup, dan bahkan penampilan. Contoh saja, pada saat ini marak sekali remaja SMP/SMA yang berpenampilan layaknya orang dewasa seperti anak kuliahan atau bahkan pekerja kantoran. Mengapa demikian? Karena mereka menyesuaikan diri dengan perubahan sosial terutama pada hal penampilan yang mereka gandrungi.
Remaja gemar berpetualang, akan tetapi tidak memperhatikan kesiapan dan kecermatan, suka berkelompok dengan teman sebaya terutama yang seaspirasi dan sefrekuensi, namun mereka abai dengan kelompok lain, bangga apabila diberi tanggungjawab akan tetapi lupa pada porsi bahwa mereka membutuhkan bimbingan dan arahan.
Remaja dahulu berbeda dengan sekarang. Bila dahulu sumpah pemuda dikuatkan oleh pemuda dan ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara, sekarang mereka hampir lupa dengan sejarah bahwa remaja memiliki potensi yang hebat sebagai penggerak kemajuan bangsa, remaja yang tahu kata proses dan usaha. Semua hal tentunya butuh usaha dan proses. Sekalipun dalam keadaan terbatas dan sulit. Karena Semua tantangan, rintangan, dan kesulitan dalam hidup akan tiada terasa apabila seseorang memperbesar kapasitas dirinya.
Selamat Hari Remaja Internasional…
Oleh : Sisca Afriyanti, S.Pd.