KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhamad SAW jatuh pada hari Senin bulan Rabiul Awwal, tahun 571 M. Kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut diperingati setiap tahunnya di banyak tempat di seluruh dunia. Waktu kelahirannya disambut gembira oleh umat Islam sebagai simbol terbitnya fajar budi pekerti dan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta keilahian.
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
Artinya, “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku,” (HR Muslim).
Nabi Muhammad SAW wafat sejak 1400 tahun atau sekitar 14 abad yang lalu, sehingga orang-orang yang hidup di abad ke-21 ini, memiliki jarak yang sangat jauh dengan Rasulullah. Meskipun sejarah nabi bisa dibaca melalui buku-buku biografi yang banyak di era ini, tetapi tetap saja, sosok beliau baginda Rasulullah tidak bisa kita lihat secara langsung.
Namun, kita bisa melihat Rasulullah SAW secara nonvisual, dengan cara melihat para pewaris beliau. Jadi, kita bisa melihat Nabi Muhammad SAW melalui ajarannya baik secara visual maupun non visual. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad telah mengabarkan umat Islam dengan ungkapan al-ulama’ waratsatul anbiya’ atau para ulama merupakan para pewaris nabi. Hadits ini sudah sangat masyhur dan sering diungkapkan oleh banyak tokoh di berbagai kesempatan.
Dikutip dari buku ‘Pro dan Kontra Maulid Nabi’ karya AM Waskito, dalam sejarah Islam perayaan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Ada tiga teori asal usul perayaan tersebut. Pertama, perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 hijriyah. Perayaan dilakukan sebagai salah satu perayaan saja. Selain itu, mereka juga mengadakan perayaan hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fatimah, dan lainnya. Kedua, Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Dikisahkan, saat perayaan Maulid Nabi dilakukan Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Ia juga memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin. Ketiga, perayaan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau bahkan Muhammad Al Fatih. Tujuannya untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem.
Di Indonesia sendiri sejarah Maulid Nabi Muhammad berkembang pada masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 Masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat Indonesia agar memeluk Islam. Oleh karena itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.
Berdasarkan buku ’37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah’ karya H Abdul Somad, yang bisa dipetik dalam perayaan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Rasulullah SAW.
Sedangkan berdasarkan Quran surat Al A’raf ayat 157, Allah SWT berfirman mengenai keutamaan memuliakan dan mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai berikut
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.
Rasa gembira akan kedatangan Rasulullah SAW merupakan pertanda kita mencintainya. Biasanya orang yang cinta, akan selalu berharap berjumpa dengan yang dicinta. Ada beberapa rambu-rambu yang dapat digunakan sebagai alat penimbang kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Pertama, siapa yang cinta Rasulullah SAW pasti akan taat kepada Rasulullah SAW, artinya orang itu pasti akan menjalankan segala peraturan syariatnya.
فمن أحب أن ينال رؤية النبي عليه الصلاة والسلام فليحبه حبا شديدا وعلامة الحب الإطاعة فى سنته السنية
Artinya: “Barang siapa menginginkan dapat melihat Rasulullah SAW, hendaklah ia mencintai beliau dengan kecintaan yang menggebu. Adapun tanda cinta kepada beliau adalah mengikuti sunnahnya yang mulia.”
Kedua, tanda para pecinta Rasulullah SAW adalah seringnya membaca shalawat.
Sebuah hadits Aisyah ra. menerangkan hal ini:
من أحب النبي عليه الصلاة والسلام أكثر من الصلاة عليه وثمرته الوصول الى شفاعته وصحبته فى الجنة
Artinya: “Barang siapa mencintai Rasulullah SAW, maka ia akan memperbanyak baca shalawat kepadanya. Adapun buahnya adalah memperoleh syafa’at beliau dan menyertainya di surga.”
Ketiga, barang siapa yang mencintai Rasulullah SAW pasti ia akan banyak mengingat beliau. Mengingat berbagai kisah hidupnya, kepahlawanan dan kebijaksanaannya serta tidak lupa meneladaninya.
Inilah saatnya kita membuktikan cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani beliau sebagai penolong yang lemah. Yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain (ummatnya) dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Marilah kita jadikan kehadiran Rasulullah di bulan maulid ini sebagai rahmat bagi kita semua. Rahmat karena kita memiliki peluang untuk membuktikan cinta kita dengan bersedekah dan beramal saleh kepada yang membutuhkan. Dan bantuan itu benar-benar merupakan rahmat bagi mereka yang membutuhkan.
Oleh : Fathurozak, S.Ag.
Sumber-sumber :
- https://nu.or.id/nasional/begini-cara-melihat-nabi-muhammad-saw-pada-abad-ke-21-R6zPX
- https://news.detik.com/berita/d-5221089/sejarah-maulid-nabi-muhammad-saw-lengkap-dengan-dalilnya.
- https://nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-cara-memperingati-maulid-nabi-e4VK9